Hari ini tepat tanggal 1 Mei 2021 adalah hari buruh Internasional. Dalam perayaan ini biasanya para buruh melakukan long march atau pawai untuk menyampaikan aspirasi dan harapan kepada perusahaan untuk peningkatan kesejahteraan buruh.

Untuk Hari ini spesial untuk memperingati Hari Pekerja, Artikel terbaru dari Utero Indonesia, spesial kami dedikasikan untuk para pekerja kreatif di luar sana. 

Pertama Paramerah akan menjelaskan apasih pekerja kreatif itu. Pekerja kreatif adalah sebuah pekerjaan dimana orang-orang yang di dalamnya bekerja dengan bermodal kekreativitasan. Pekerjaan yang dijangkau sangat luas, Seperti Artist, Designer, Copywriter dan masih banyak lagi.

Nah berikutnya Paramerah akan mengangkat cerita Dari Campaign yang pernah Utero Indonesia lakukan untuk mengangakat harkat dan martabat Desainer.

Pada Tahun 2015 Utero Indonesia memiliki sebuah Campaign "PRASAMU DESAINER SEKOLAH BAYAR LEMPONG ?". Jika di bahasa Indonesiakan "Kamu Kira sekolah desainer bayar pakai tanah lempung ?". Tema ini lahir dari sebuah keresahan Dadik Wahyu Chang pada kala itu ketika tahun sebelum 2007 dan perlahan menuju 2015 bahwa desain di malang sangat tidak diargai, banyak studio design dan perusahaan yang mengatakan dirinya dengan perusahaan jasa advertising berlomba lomba untuk memasang di mana mana promosinya dengan desain gratis. Sebagai pelaku kreatif (Desain Grafis) dan Advertising, Dadik Wahyu Chang merasa miris dan Sakit hati dengan fenomena tersebut. 

Champaign ini merupakan suara semua para desainer kala itu. Di bawah naungan Utero Advertising, Paramerah berhasil menaruh billboard bertuliskan "PRASAMU DESAINER SEKOLAH BAYAR LEMPONG ?" Di 200 titik lebih di penjuru Kota Malang. Alhamdulilah sambutan dari semua unsur komunitas dan seluruh pelaku kreatif sangatlah baik.

Masih berhubungan dengan Campaign, Dadik Wahyu Chang  masih merasa belum puas dengan apa yang terjadi. Dadik masih belum puas jika para desainer ini tidak bisa kaya dengan menjadi pelaku kreatif. Oleh karenanya Dadik Menggandeng ADGI (Asosiasi Desain Grafis Indonesia) dan AAM (Asosiasi Advertising Malang Raya) untuk mengkapanyaekan bahwa desainer juga bisa kaya raya.

Campaign ini berhasil menjadikan desainer grafis menjadi subyek yang kuat dalam media promosi dan publikasi. Dalam Kutipan tulisan Dadik Wahyu Chang di kompasiana "Ibarat orang sakit , di perlukan seorang dokter / rumah sakit yang handal dan professional, begitu pula perusahaan yang membutuhkan jasa desain, apabila salah obat / salah desain dapat mengakibatkan hal yang berbahaya dan krusial, bila orang sakit jantung di kasih obat liver akibatnya tidak sembuh tambah jadi penyakit tambahan, begitu pula dengan dunia desain. Sangat penting bagi anda dan perusahaan yang butuh jasa desain. Ini tugas kita semua demi tercipta suasana yang kondusif dan peningkatan daya ekonomi serta kreatifitas pendukung kegiatan Negara dan rumah tangga."

Namun, belakangan muncul  fenomena yang hampir sama. Paramerah pernah meriset penjualan jasa desain di sebuah marketplace di Indonesia dan hasil sangat menyangkan. Fenomena itu adalah harga jasa desain hanya dihargai sangat murah padahal desain bukan hanya sebuah desain saja. Kita seharusnya sebagai pelaku kreatif berani mengambil harga mahal. Karena desain itu merupakan penyelesain masalah client untuk kita para dokter memberinya obat. Apakah ada obat itu murah ? apakah lahirnya sebuah obat hanya karena kita tahu masalanya saja ? Pasti perlu pemeriksaan. Nah disitulah nilai kita para Desainer Grafis dalah dokter yang mahal.

Nah dengan adanaya Hari Pekerja Internasional ini mari kita sama-sama memperbaiki diri dan tetap berkarya.

Harapan Kami Utero Indonesia

"Semoga Pekarya Kreatif Tak Lagi Dipandang Sebelah Mata. Tetaplah Kreatif, Teuslah Aktif Hidup Indah dengan berpikir kritis."